Khamis, 18 Mei 2017





KEBUDAYAAN MASYARAKAT         FLORES TIMUR - NTT

MAKALAH
DISUSUN GUNA MEMENUHI TUGAS AKHIR


DISUSUN OLEH :

FILISIA MENINA GEDE
(IX B Reguler)



Lambang Kabupaten Flores Timur (Larantuka)


  1. Lambang Kabupaten Flores Timur berbentuk perisai bersisi lima, yang mengandung arti sebagai perlindungan rakyat dengan sisi lima melambangkan Pancasila sebagai Dasar Negara.
  2. Bintang berwarna emas melambangkan Ketuhanan Yang Maha Esa sesuai sila I dari Pancasila.
  3.  Tempat sirih (ekot, wajak, kepe sirih) melambangkan kesatuan/persatuan Flores Timur.
  4. Padi dan kapas melambangkan kemakmuran (kesejahteraan rakyat)
  5. 14 butir padi, 12 kuntum kapas, 5 daun sirih serta 8 daun bunga putih melambangkan saat terbentuknya Kabupaten Flores Timur tanggal 14 Desember 1958.
  6.   Bunga yang berdaun bunga putih dan berputik kuning melambangkan Flores Timur yaitu Bunga di timur.
  7. Sebilah tombak dan sebilah parang penopang pita nama Daerah Kabupaten Flores Timur yang keduanya dihubungkan dengan tali yang melilit pada batang tombak dan hulu parang dan melingkar sebagian bunga terletak menyentuh tempat sirih, melambangkan Flores Timur yang dahulunya terdiri dari 2 buah wilayah yaitu Demon dan Paji yang suka mengangkat senjata satu sama lainnya tetapi kini tidak lagi, sudah berdamai/bersatu dengan terbentuknya Daerah Kabupaten Flores Timur.
  8. Laut sesuai kondisi geografis Flores Timur yang memperlihatkan keindahannya dengan     empat alunan gelombang putih yang melambangkan Adonara, Solor, Lembata dan Flores Timur sebagai daratan yang membentuk Flores Timur.
  9.  Pohon beringin melambangkan pengayom, menandakan bahwa rakyat Flores Timur ikhlas dan rela menjunjung tinggi kekuasaan dan kewibawaan Pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
  10. Warna lambang hijau adalah harapan, dambaan akan kejayaan. Kuning adalah keagungan, kejayaan, keluhuran. Hitam adalah keteguhan, keabadiyan. Putih adalah kemurnian hati nurani dan biru adalah ketenangan dan kedamaian.


Keadaan penduduk.






Masyarakat Flores Timur adalah masyarakat yang plural. Hal ini berarti bahwamasyarakat Flores Timur tidak semua memeluk agama Katolik, tetapi ada yang Islam, Protestan dan Hindu.
Walau berbeda-beda agama namun keakraban dan keharmonisan tetap terjalin dengan baik. Konflik antar agama tidak pernah terjadi karena setiap orang menghargai satu dengan yang lainnya.
Jumlah penduduk, boleh dibilang cukup padat. Penyebaran penduduk di sana tidak merata, paling padat di kecamatan Adonara Timur dan paling sedikit di kecamatan Tanjung Bunga.
Mata pencaharian utamanya adalah pertanian. Sektor ini memberi kontribusi terbesar dalam APD (Anggaran Pendapatan Daerah).


Proses Adat Pernikahan di Larantuka.




  •   Maso minta/tongka Tanya 
Proses ini mengawali proses menuju perkawianan. Dalam proses ini keluarga besar dari pihak laki-laki akan mendatangi kediaman perempuan. Biasanya dalam proses ini belum dibicarakan secara serius tentang kelanjutan hubungan kedua pasangan,hanya sekedar silahturahmi dan berkenalan.


  • Pertunangan/Tuka Cince.
Ketika memasuki proses ini maka pasangan sudah terikat. Cincin dipersiapkan sebagai lambang mengikatkan cinta kedua anak mereka dan kedua keluarga besar.


  • Tuli Nama/Tulis Nama.
Tuli nama/tulis nama merupakan kegiatan mencatatkan nama pasangan di Gereja untuk mengikuti pemberkatan nikah. Peraturan gereja katolik mewajibkan pasangan untuk mengikuti kursus perkawinan sebelum menikah. Setelah itu pasangan yang akan menikah diumumkan dalam tiga minggu berturut-turut namanya diumumkan di Gereja asal pasangan.


  • Anta Sire Pinang.
Setelah pengumuman ketiga di Gereja  dan dipastikan pernikahan sesuai jadwal yang ditentukan,sehari sebelum pemberkatan pernikahan. Dalam proses ini keluarga laki-laki akan menghantar belis/mahar juga segala perlengkapan pernikahan dan pesta pernikahan kepada keluarga wanita.


  • Lepa Bujang.
Proses pernikahan yang terakhir yang dijalani,tapi sekarang bukan merupakan sebuah kewajiban jadi  tergantung kepada keluarga mau dirayakan atau tidak. Proses ini merupakan proses perpisahan atau pernyataan bahwa kedua mempelai telah memasuki kehidupan berumahtangga, bukan sendiri lagi/bujang.




Tarian menyambut pengantin


Kesenian Daerah di Larantuka.



  • TarianDaerah.

1. Tarian Hedung

Tarian Hedung merupakan tarian tradisional dalam budaya masyarakat Flores Timur. Tarian hedung salah satu tarian kebanggaan masyarakat Flores Timur ini merupakan tari perang yang dulunya dibawakan untuk menyambut pahlawan yang pulang dari medan perang dan melambangkan nilai – nilai kepahlawanan yang semangat berjuang dan tak kenal menyerah.

Dalam tarian ini, para penari baik tua, muda/anak – anak yang terdiri dari kaum laki – laki dan juga beberapa kaum perempuan menggunakan berbagai perlengkapan yang biasanya digunakan para ksatria Flores Timur untuk berperang,yaitu :
  •  Parang Adonara (Kenube witi Taran).
  •    Tombak (Gala).
  •   Perisai (Dopi).
  •  Ikat kepala daun kelapa (Knobo).
  •  Gemerincing yang diikat di kaki (Bolo’n)
  •  Kain sarung tradisional ( Kwatek – untuk Perempuan,Nowi’n – untuk Laki – laki ).


 Diiringi musik tradisional (dari gong, gendang dan irama bolo’n), para penari memperagakan gerakan yang mirip dengan orang yang sedang berperang.


2. Tarian Lui E




Tarian ini biasa digunakan di saat acara-acara adat dan juga acara pernikahan, dan acara-acara penyambutan tamu-tamu penting. Tarian ini lebih sering dimainkan oleh wanita dengan menggunakan pakaian tradisional.



   Tenun Ikat.

Kwatek (untuk perempuan) / Nowi'n (untuk laki-laki) merupakan tenunan tradisional asal Flores Timur. Tenunan ini berbeda-beda motif nya di tiap daerah di Nusa Tenggara Timur.
Kwatek dan Nowi'n berbeda dari segi motif dan warna yang digunakan, kalau kwatek lebih "rame" dalam hal variasi warna dan motif sementara Nowi'n lebih simpel.
 Tenunan tradisional ini sampai sekarang masih digunakan pada acara ataupun pesta adat kwatek karena merupakan sebuah keharusan, misalnya ya dalam tarian hedung atau tarian lain, dalam pesta pernikahan, ataupun pada saat kematian dan upacara adat lain yang bukan pesta, misalnya orek (acara adat dimana seseorang melakukan perjamuan makan dengan leluhurnya).

  Secara umum apapun jenis dan motif Kwateknya, menurut adat tenunan tradisional ini tidak dapat dikerjakan jika di suatu kampung terjadi kemalangan - kematian, dan menurut kebiasaan menenun juga tidak dapat dilakukan jika ada pesta besar.



Makanan Khas Larantuka.



1.  Rumpu Rampe
Sayur Rumpu rampe dalam pengertian sederhana di Flores Timur adalah campuran sayuran pahit dengan sayuran yang tidak mengandung rasa pahit. Orang Flores menggunakan sayur penawar pahit dari jantung pisang, daun singkong, dan kangkung untuk mencampur sayuran pahit yang terdiri dari daun, bunga, serta buah pepaya yang masih hijau. Masakan ini sampai sekarang telah menjadi suatu makanan yang khas.



2. Jagung Titi
Jagung titi (Wata Kenaen )merupakan makan pokok bagi masyarakat Adonara Adonara disamping Nasi yang  terbuat dari biji jagung. Pembuat jagung titi yang pada umumnya adalah wanita Adonara yang tidak menggunakan spatula attau alat bantu lain tetapi hanya menggunakan tangan.




Dalam keadaan masih panas, jagung tersebut dipipihkan. Hasilnya adalah apa yang dikenal sebagai Jagung Titi. Kata titi merupakan dialek NTT untuk menyebutkan proses pemipihan jagung.






Wisata Alam Larantuka.

1. Danau Asmara.



 Nama danau mulanya Waibelen kemudian berubah menjadi Asmara karena disini sepasang kekasih yang tak direstui hubungannya melakukan aksi bunuh diri bersama. 
  
 Tanjung Bunga jika diterjemahkan dalam bahasa Portugis menjadi Cabo das Flores. Tanjung Bunga adalah tempat yang istimewa karena dari sinilah nama Pulau Flores berasal karena saat tiba pada bulan Februari area ini hingga Larantuka dipenuhi kembang-kembang pohon Flamboyan berwarna merah merona. Di sini memang banyak pohon Flamboyan. Sayangnya, ia hanya berbunga sekali setahun dan itu hanya berlangsung dari bulan Januari hingga awal bulan Maret.


2. Pantai Watotena.


Pantai ini berada di pulau Adonara. Pantai ini memiliki keindahan yang sangat mempesona.




  Pahlawan Larantuka.


   Beliau terlahir dengan nama lengkap Herman Yosep Fernandez pada tanggal 3 Juni 1925 di Ende, sebuah kabupaten di tengah pulau Flores. 

Banyak isu mengenai beliau yang berkembang bahwa setelah ditembak mati ia dikubur di suatu tempat yang tidak diketahui keberadaanya, namun ada  juga yang mengatakan bahwa mayatnya dimasukkan ke dalam karung dan dibuang di dalam sungai. Satu hal yang pasti bahwa pusaranya yang bersanding dengan ratusan pusara Tentara Pelajar di Taman Makam Pahlawan Kusumanegara Yogyakarta hanya menjadi simbol kematiannya. Simbol bahwa sebagai Tentara Pelajar, ia pernah membela tanah air.


SEKIAN YANG DAPAT SAYA KONGSIKAN MENGENAI KEBUDAYAAN FLORES TIMUR😇.